SOMETHING WRONG OR IT'S JUST a little MISTAKE

Siang itu saya pulang dari kampus. Seperti biasanya, saya pulang naik angkutan umum dari Kelapa Dua menuju Margonda yang nantinya akan berakhir di stasiun KRL UI. Saya sangat kaget. Tetapi lebih tepatnya ‘ngenes’ kalau orang jawa bilang. Bagaimana tidak, di angkutan umum tersebut saya harus melihat seorang anak yang baru berumur 7-8 tahun MEROKOK! Ini memang hal yang akhir-akhir ini makin sering kita lihat pada masyarakat kita. Saya bahkan tak mampu membayangkan berbagai proses dan reaksi dalam tubuh anak kecil itu ketika setiap tarikan nafasnya menyeruput sebatang rokok tersebut. Rasanya saya melihat tubuh kecil itu seolah menjadi ringkih.
Saya lalu bertanya kepada anak itu kenapa dia merokok. Tetapi anak sekecil dia mampu menjawab apa? Dia hanya tertawa kecil sambil malu-malu. Saya yakin, bahwa dia sendiri tak mengeerti apa yangs sedang dilakukanya. Apalagi mengetahui motifnya sendiri untuk merokok. Terlebih mengetahui bahayanya. Ini salah dan sebenarnya tak perlu terjadi. Mengapa anak itu bisa merokok layaknya dia seorang dewasa? Keluarga adalah jawabanya. Dan lingkungan tempat dimana ia tinggal adalah pelengkapnya.Orang-orang yang secara langsung berhubungan denganya adalah kuncinya. Sering sekali juga dibahas tentang iklan rokok di Indonesia yang menjerumuskan. Dan dalam hal ini, kerjasama semua pihak harus dilakukan untuk menciptakan keadaan yang lebih sehat apalagi bagi anak-anak.
Seoarang anak kecil yang merokok, tentu karena lingkunganya mengajarinya untuk melakukanya. Menanamkan pengertian bahwa merokok itu wajar. Seperti anak kecil tadi. Sopir yang duduk di sebelahnya adalah merupakan salah seorang keluargnya. Ia juga merokok. Bahkan bibirnya jelas terlihat menghitam karena sering menghisap rokok. Maka tak heran jika anak kecil itu juga melakukanya. Si sopir, memang berkata telah melarang anak tersebut merokok. Tapi bagaimana anak tersebut akan mau meuruti jika yang mengatakan juga merokok?